Dalam kehidupan ini
tak ada yang sempurna, begitupun juga manusia tak ada yang mampu menjadikan
dirinya sempurna. Manusia diciptakan dengan segala kelebihan juga kekurangan.
Dengan kekurangan manusia memperbaharui dan dengan kelebihan manusia
mensyukuri.
Saat manusia
ditiupkan ruh oleh Sang Pencipta, pada saat itulah bahagia, sengsara, kematian
dan rizki dicatat oleh malaikat. Pada saat kelahiran manusia hingga tumbuh
menjadi sosok yang disempurnakan akal dan fikiran, maka disitulah seluruh
kehidupan mulai terjalani. Dengan berbagai ujian kesulitan dan kebahagiaan.
Diberikan sebuah ujian, disitulah teruji kesabaran dan diberikannya sebuah
kebahagiaan dalam hidup maka, teruji sebuah keimanan. Mampukah kita menghadapi
sebuah ujian dan sanggupkah kita melihat sebuah kebahagiaan. Lihatlah! Banyak
orang menjadi terpuruk karena sebuah ujian begitu juga terdapat orang yang yang
tak mampu mengatasi rasa bahagia.
Begitulah manuisa.
Dan begitu juga
diri ku.
Dunia bagi ku
sebuah tantangan hidup, dimana aku harus melawan berbagai macam syahwat dunia
dan syubhat yang menyelimuti ruang ini. Tak ada pilihan dan aku diharuskan
untuk mengatasi juga mencari solusi. Bukan hanya terdiam menatap.
Dalam perjalanan
kehidupan ku, aku bukanlah sosok yang tegar dalam menghadapi situasi.
Adakalanya aku tak sanggup mengatasi setiap lika liku ujian tersebut. Hingga
terkadang aku menyalahi sebuah takdir yang sepatutnya tidak disalahkan.
Aku teringat saat
dimana aku terpaksa menjalani sebuah perintah yang tidak terbesit dalam hati ku
untuk menjalaninya. Berbagai cara agar aku mampu untuk menetralisirkan hati
namun, hal itu tak semudah yang menjadi bayangan ku. Cukup sulit hingga aku tak
pernah ingin mengatasi permasalahan ku.
Semua berjalan
tanpa alur yang pasti dan aku menerima segalanya dengan santai dan saat itulah
aku mulai berfikir untuk hidup bebas tanpa peduli dengan keadaan sekitarnya.
Aku menjadi sosok yang tak pernah mengenal keadaan disekeliling karena bagi ku
semua bukan urusan ku dan aku tidak berhak mencampuri yang ada pada orang lain.
Hingga,,,,
Suatu hari ayah ku
mencoba mengajak bicara kepada ku. Mencoba mengetahui segala permasalahan hati
ku, mencoba mengatasi dan mencari solusi yang terbaik untuk ku dan disitulah
aku mulai menyadari.
“Jika kamu ikhlas
dengan apa yang kamu hadapi, berarti buah dari keikhlasan yaitu mutaba’ah. Kamu
harus siap dan mentaati semua yang ada.” Inilah pesan ayah ku saat aku
memutuskan untuk tetap menjalaninya.
Tapi, masalah ku
mulai terlihat. Berbagai macam cara dan usaha telah ku coba namun, hasil tak
ada yang memuaskan hati ku. Aku kesal dengan semua yang terjadi, seolah semua
yang ku jalani sia-sia dan orang tak menganggap usaha ku. Dan aku tak mampu
menerima kenyataan karena pada dasarnya aku belum pernah menerima sebuah hasil
yang buruk.
Tapi aku teringat
pesan ibu ku, “Nilai bukan segalanya, usaha itu lebih penting. Seberapa usaha
mu kalau kamu belum berhasil tentunya kamu belum mendapatkan hasil itu. Semua
itu ada kerja kerasnya, santai-santai bukan solusi. Buang kebiasaan
menyepelekan sesuatu yang kecil.”
itulah aku yang tak
siap menerima hasil yang sia-sia, hasil yang tak sebanding dengan usahanya.
Semua hasil yang ada mesti dan harus sesuai dengan usaha. Dengan sikap keras
kepala ku, aku bersyukur karena dengan sikap itu menjadikan aku tetap pada satu
tujuan ku dan terus mencoba dengan berbagai cara ku.
Sobat! Kehidupan
itu tak ada yang berjalan mulus, dimana kita menapaki kaki kita tentunya
masalah tetap akan menyertai setiap langkah ini. Tak semua yang kita inginkan
selalu indah dan mudah. Setiap keinginan akan disertai dengan berbagai macam
usaha buka dengan cara santai dan leha-leha.
Setiap masalah yang
Allah berikan kepada hamba-Nya tentunya sesuai dengan kemampuan kita. Allah tak
pernah sekalipun memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya. Kehidupan
itu indah bagi kita yang menjadi hidup ini bermakna dan berarti.
Nothing is
possible, semua itu mungkin dan tak ada yang mustahil bagi Allah.
_F2M_
0 komentar:
Posting Komentar