Senin, 24 September 2012

Berani Mencintai dan Di Cintai


Musim hujan sudah berlangsun selama 2 bulan, menjadikkan dedaunan mejadi segar. Diantara dedaunan menyeruaklah seekor ulat kecil. “Apa kabar daun hijau  segar?” sapanya. Tersentak daun hijau tersebut dan menoleh pada sumber suara tersebut. “Oh, kamu ulat kecil. Badan mu kurus sekali, mengapa?” tnya daun hijau  tersebut penuh keterkejutan.
   “Aku hampir tidak menemukan dedaunan saat ini, untuk makanan ku setiap   hari. Maukah kau menolong ku sobat?” [inta sang ulat.
“Ah,,,,,tentu,,,,tentu,,,,mendekatlah pada ku”
  Daun hijau tersebut berfikir, jika ia memberikan makan untuk sang ulat maka  badannya akan berlubang namun, ia akan tetap hijau karena pada saat ini tengah musim hujan. Mungkin ia berlubang-lubang namun tak apalah ia rela mengorbankan dirinya.
 Ulat kecil pun mendekati daun hijau dan makan hingga kenyang. Selepas itu, ia berterima kasih kepada daun hijau, karena ia merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan ulat. Ada rasa bahagia dan puas. Meskipun kini badannya penuh  dengan lubang-lubang.
    Tidak lama berselang musi panas datang, daun hijau itu mejadi layu dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu dan dibakar. Kini ia telah tiada dan menjadi abu, tapi ia telah mempersembahkan sesuatu yang berarti kepada ulat kecil  itu.
 Sobat,,,,,
   Lihatlah betapa berartinya di kehidupan kita bagaimana sikap berkorban  walaupun hanya sebatas menolong. Namun, terkadang kita susah untuk berkoban dengan orang lain. Dengan alasan, dia bukan siapa-siapa aku, ngapain aku tolongin dia?? Begitu mudah kita menolak permohonan orang yang meminta kepada kita.
 Bagaimana jika suatu saat kita membutuhkan sebuah pertolongan dan orang  lainpun bersikap ketus terhadap kita???
  Daun hijau itu memberika sebuah pelajaran bagi kita, betapa pentingnya berkorban di kehidupan kita saat ini. Ia rela berkorban tanpa pedulikan diri, tidak mengharapka sesuatu yang lebih dari sang peminta tolong.
   Tidak mudah bagi kita melakukan hal tersebut demi kebahagiaan orang lain, namun tidak ada salahnya kita rela berkorban meskipun dengan nyawa.
   “Siapa yang ingin dicintai oleh orang lain,maka ia harus berani mencitai seseorang . Dan siapa yang berani mencintai, maka berani berkorban”

0 komentar:

Posting Komentar

 
;